KRISIS keuangan global Amerika Serikat (AS) telah memukul
genderang keruntuhan perekonomian negara-negara di dunia. Imbasnya
mulai terasa di Indonesia, di antaranya dengan adanya ketidakstabilan
harga barang dan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di
berbagai bidang pekerjaan.
Banyak orang bertanya, mengapa Indonesia sebagai negara yang kaya
sumber daya alam juga terkena dampak krisis global AS. Untuk
menjawabnya, berikut uraiannya.
Krisis keuangan di AS diakibatkan macetnya kredit perumahan (subprime
mortgage). Salah satu korban terbesar krisis kredit ini adalah raksasa
investasi AS, Lehman Brothers yang telah mengumumkan kebangkrutannya
dengan kerugian sekitar 3,9 miliar dolar AS dalam laporan fiskal
kuartal ketiganya.
Pemilik surat utang subprime mortgage bukan hanya perbankan di AS,
tetapi juga perbankan di Australia, Cina, India, Taiwan dan
negara-negara lainnya. Dampaknya, harga saham perbankan di seluruh
dunia jatuh.
Sebagai upaya penyelamatan krisis keuangan, kongres AS menyetujui paket
dana talangan (bailout) untuk menutupi utang kredit perumahan macet
secara bertahap.
Terjungkalnya pasar saham AS membuat nilai aset bank dan lembaga
keuangan lainnya berjatuhan. Ribuan investor di AS stres karena uangnya
raib, uang para pensiunan di AS yang diinvestasikan menguap 2 triliun
dolar AS, puluhan ribu karyawan tiba-tiba kehilangan pekerjaan
melengkapi tingginya tingkat pengangguran di AS. Sebanyak 2,5 juta
warga AS rumahnya disita karena tidak mampu membayar cicilan.
Respon negatif oleh pasar diperparah dengan penarikan dana oleh warga
AS secara besar-besaran dari perbankan yang mengakibatkan terganggunya
likuiditas perbankan. Akibatnya, saluran kredit menjadi macet dan
perekonomian pun mandeg. Inilah krisis yang harus dibayar dengan sangat
mahal, yang tidak cukup hanya dengan sebuah upaya penyelamatan
bernilai 700 miliar dolar AS atau sekitar Rp 6.450 triliun itu.
Gambar /www.elhooda.ne |
AS memimpin jatuhnya perekonomian negara lainnya. Hampir semua pasar saham dunia rontok.
Kunci utama faktor kelemahan sistem ekonomi pasar justru berada di
sektor keuangan. Tidak aneh jika krisis ekonomi berawal dari sektor ini
dan dampaknya sangat luas ke seluruh belahan dunia dalam bilangan
hari, bahkan detik.
Indonesia yang perekonomiannya berkiblat pada AS wajar jika harus turut
menanggung dampak negatif krisis AS. Pasalnya, Indonesia turut
menginvestasikan kekayaan negara dalam bentuk saham di pasar modal.
Akibatnya, jika harga saham dunia anjlok maka harga saham Indonesia
akan terkena imbasnya.
Sebenarnya, krisis semacam ini bukanlah hal baru dalam sistem ekonomi
pasar. Indonesia pernah beberapa kali mengalami krisis keuangan. Namun
sangat disayangkan, pengalaman buruk itu tidak dijadikan sebagai
pelajaran berharga.
Semestinya, kalau kita sudah tahu keburukan sistem ekonomi pasar dan
mengambil pelajaran dari pengalaman yang dialami, tentunya kita harus
mencari solusi sistem ekonomi lain yang lebih jelas dan menguntungkan
prospeknya di masa depan.
Sebuah negara tentunya ingin menggapai kemajuan tidak hanya pada
materialnya saja namun juga pada sektor spiritual. Sistem kapitalis dan
sosialis jelas-jelas merupakan sistem sekuler yang memisahkan antara
kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia.
Dari berbagai uraian di atas, solusi yang dapat dipertimbangkan dan
telah terbukti keampuhannya dalam catatan sejarah adalah sistem ekonomi
Islam.
Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada
ajaran dan nilai-nilai Islam. Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam
yang membedakannya dari sistem kapitalis dan sosialis, di antaranya:
Pertama, semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik
(kepunyaan) Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta miliknya.
Dalam Islam kepemilikan pribadi sangat dihormati walaupun hakikatnya
tidak mutlak, dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan orang lain dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Sementara dalam sistem kapitalis kepemilikan bersifat mutlak dan
pemanfaatannya pun bebas. Sedangkan dalam sistem sosialis justru
sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan oleh
negara.
Kedua, ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral.
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan
aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah.
Ketiga, keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Apa yang kita
lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan akhirat.
Prinsip ini jelas berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun
sosialis yang hanya bertujuan untuk kehidupan dunia saja.
Keempat, ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan umum. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang untuk menyejahterakan dirinya, tidak boleh mengabaikan
kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum.
Kelima, kebebasan individu dijamin dalam Islam. Individu-individu dalam
perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas untuk
mencapai tujuan. Yang penting tidak melanggar aturan Allah dalam
Alquran maupun Alhadis.
Keenam, negara berwenang turut campur dalam perekonomian agar kebutuhan
masyarakat baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara
proporsional.
Demikianlah suatu sistem ekonomi Islam yang pernah menoreh tinta emas
peradaban dunia selama hampir sepuluh abad lamanya. Sistem ekonomi
kapitalis maupun sosialis, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan
kekurangan. Di sisi lain, ekonomi Islam memiliki gabungan kelebihan
dari keduanya, tapi tidak pada kekurangannya.
Oleh karena itu, sudah selayaknyalah sistem ekonomi Islam menjadi suatu solusi yang terbaik dalam menyikapi krisis global.
Penulis : Noor Zanab, Mahasiswa IAIN Banjarmasin Jurusan Tadris Matematika
Sumber : Kompasiana.com
Email: zain.el3azka@yahoo.co.id
Artikel ini telah diterbitkan di banjarmasin post
Rabu, 17 Desember 2008
0 comments:
Post a Comment