300x250 AD TOP

Friday 11 April 2014

Tagged under:

Ekonomi Islam : Solusi Krisis Global

KRISIS keuangan global Amerika Serikat (AS) telah memukul genderang keruntuhan perekonomian negara-negara di dunia. Imbasnya mulai terasa di Indonesia, di antaranya dengan adanya ketidakstabilan harga barang dan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di berbagai bidang pekerjaan.

Banyak orang bertanya, mengapa Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam juga terkena dampak krisis global AS. Untuk menjawabnya, berikut uraiannya.

Krisis keuangan di AS diakibatkan macetnya kredit perumahan (subprime mortgage). Salah satu korban terbesar krisis kredit ini adalah raksasa investasi AS, Lehman Brothers yang telah mengumumkan kebangkrutannya dengan kerugian sekitar 3,9 miliar dolar AS dalam laporan fiskal kuartal ketiganya.

Pemilik surat utang subprime mortgage bukan hanya perbankan di AS, tetapi juga perbankan di Australia, Cina, India, Taiwan dan negara-negara lainnya. Dampaknya, harga saham perbankan di seluruh dunia jatuh.
Sebagai upaya penyelamatan krisis keuangan, kongres AS menyetujui paket dana talangan (bailout) untuk menutupi utang kredit perumahan macet secara bertahap.

Terjungkalnya pasar saham AS membuat nilai aset bank dan lembaga keuangan lainnya berjatuhan. Ribuan investor di AS stres karena uangnya raib, uang para pensiunan di AS yang diinvestasikan menguap 2 triliun dolar AS, puluhan ribu karyawan tiba-tiba kehilangan pekerjaan melengkapi tingginya tingkat pengangguran di AS. Sebanyak 2,5 juta warga AS rumahnya disita karena tidak mampu membayar cicilan.

Respon negatif oleh pasar diperparah dengan penarikan dana oleh warga AS secara besar-besaran dari perbankan yang mengakibatkan terganggunya likuiditas perbankan. Akibatnya, saluran kredit menjadi macet dan perekonomian pun mandeg. Inilah krisis yang harus dibayar dengan sangat mahal, yang tidak cukup hanya dengan sebuah upaya penyelamatan bernilai 700 miliar dolar AS atau sekitar Rp 6.450 triliun itu.
Ekonomi Islam : Solusi Krisis Global
Gambar /www.elhooda.ne
AS memimpin jatuhnya perekonomian negara lainnya. Hampir semua pasar saham dunia rontok.

Kunci utama faktor kelemahan sistem ekonomi pasar justru berada di sektor keuangan. Tidak aneh jika krisis ekonomi berawal dari sektor ini dan dampaknya sangat luas ke seluruh belahan dunia dalam bilangan hari, bahkan detik.

Indonesia yang perekonomiannya berkiblat pada AS wajar jika harus turut menanggung dampak negatif krisis AS. Pasalnya, Indonesia turut menginvestasikan kekayaan negara dalam bentuk saham di pasar modal. Akibatnya, jika harga saham dunia anjlok maka harga saham Indonesia akan terkena imbasnya.

Sebenarnya, krisis semacam ini bukanlah hal baru dalam sistem ekonomi pasar. Indonesia pernah beberapa kali mengalami krisis keuangan. Namun sangat disayangkan, pengalaman buruk itu tidak dijadikan sebagai pelajaran berharga.

Semestinya, kalau kita sudah tahu keburukan sistem ekonomi pasar dan mengambil pelajaran dari pengalaman yang dialami, tentunya kita harus mencari solusi sistem ekonomi lain yang lebih jelas dan menguntungkan prospeknya di masa depan.

Sebuah negara tentunya ingin menggapai kemajuan tidak hanya pada materialnya saja namun juga pada sektor spiritual. Sistem kapitalis dan sosialis jelas-jelas merupakan sistem sekuler yang memisahkan antara kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia.

Dari berbagai uraian di atas, solusi yang dapat dipertimbangkan dan telah terbukti keampuhannya dalam catatan sejarah adalah sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam yang membedakannya dari sistem kapitalis dan sosialis, di antaranya:
Pertama, semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik (kepunyaan) Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta miliknya. Dalam Islam kepemilikan pribadi sangat dihormati walaupun hakikatnya tidak mutlak, dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Sementara dalam sistem kapitalis kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya pun bebas. Sedangkan dalam sistem sosialis justru sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan oleh negara.
Kedua, ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral. Hubungan ekonomi Islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah.

Ketiga, keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Apa yang kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai tujuan akhirat. Prinsip ini jelas berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis yang hanya bertujuan untuk kehidupan dunia saja.

Keempat, ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk menyejahterakan dirinya, tidak boleh mengabaikan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum.

Kelima, kebebasan individu dijamin dalam Islam. Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas untuk mencapai tujuan. Yang penting tidak melanggar aturan Allah dalam Alquran maupun Alhadis.

Keenam, negara berwenang turut campur dalam perekonomian agar kebutuhan masyarakat baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional.

Demikianlah suatu sistem ekonomi Islam yang pernah menoreh tinta emas peradaban dunia selama hampir sepuluh abad lamanya. Sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis, keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Di sisi lain, ekonomi Islam memiliki gabungan kelebihan dari keduanya, tapi tidak pada kekurangannya.

Oleh karena itu, sudah selayaknyalah sistem ekonomi Islam menjadi suatu solusi yang terbaik dalam menyikapi krisis global.
Penulis : Noor  Zanab, Mahasiswa IAIN Banjarmasin Jurusan Tadris Matematika
Sumber : Kompasiana.com
Email: zain.el3azka@yahoo.co.id
Artikel ini telah diterbitkan di banjarmasin post
Rabu, 17 Desember 2008





0 comments:

Post a Comment