300x250 AD TOP

Friday 18 April 2014

Tagged under: , ,

Yahudi Biang Keladi Krisis 98, IMF Institusinya


Banda Aceh, Edev – Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 silam hingga menggulingkan kepemerintahan orde baru Soeharto yang saat itu sudah berkuasa 32 tahun lamanya menyisakan pertanyaan, apa dan siapakah akar dan dalang dari krisis tersebut hingga membuat negeri Indonesia menjadi melarat ?.

Zulkifli Pengamat Ekonomi mengatakan, George Soros sosok yahudi merupakan dalang dari krisis tersebut, pada saat itu pasar keuangan Indonesia, ia ( Soros-red) sangat dikuasai olehnya.

Yahudi Biang Keladi Krisis  98, IMF Institusinya
George Soros
Soros melakukan spekulasi besar-besaran terhadap rupiah, dimana waktu itu ia menginvestasikan dananya ke Indonesia dalam bentuk rupiah, sehingga saat itu indonesia memiliki banyak dana untuk diinvestasikan dan Indonesia pun mengalami pertumbuhan ekonomi meskipun hal itu hanya sesaat.

 Tak lama kemudian ia menarik kembali dananya secara bersamaan sehingga berdampak pada dananya yang tersimpan dalam bentuk rupiah dikembalikan dalam bentuk dolar, dananya yang besar tersebut mempengaruhi permintaan dolar dalam negeri yang besar. Permintaan dolar yang besar tersebut berdampak pada peningkatan nilai mata uang dolar  sekaligus menurunkan mata uang rupiah. 

Sebelum masa krisis rupiah berada dalam kisaran  Rp. 1300 /USD 1, lalu pada masa krisis rupiah menjadi Rp. 9000/USD 1,  yang berarti hutang luar negeri yang dimiliki Indonesia harus dikembalikan dalam jumlah lebih dari 6 kali lipatnya. Efeknya industri yang mengandalkan bahan baku import terpaksa gulung tikar karena kekacauan harga tersebut.

Dengan tutupnya industri domestik yang menggunakan bahan baku impor persediaan barang domestik pun menjadi terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia melakukan impor besar-besaran yang berefek pada nilai tukar rupiah terhadap dolar  pun  jatuh.

“ Makanya kita harus berhati-hati dengan Soros ”, Ucap Zulkifli yang merupakan dosen Perekonomian Indonesia, jurusan Ekonomi Pembangunan (EKP), Fakultas Ekonomi Unsyiah, Kamis, 17 April 2014. 

Pada saat itu tidak hanya indonesia saja yang mendapat imbas dari perbuatan soros tersebut, namun negara-negara Asia lainnya juga mendapat imbas dari perbuatannya tersebut, dimana ia memainkan financial market di negara-negara Asia lainnya seperti Tahiland, Malaysia, Filiphina, Hongkong,Taiwan dan lainnya. Ia mengambil keuntungan dari krisis di negara-negara Asia.

Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi krisis moneter yang pernah dialami Indonesia pada tahun 97-98 maupun negara Asia lainnya, namun tigkah laku para spekulan valuta asing yang saat itu memborong dollar Amerika, kemudian menjualnya dengan harga tinggi yang berdampak pada nilai mata uang negara-negara ASEAN menjadi terpuruk. Dan Spekulan uang terbesar pada era krisis tersebut adalah George Soros.

Selain Soros sosok pria penghancur dari negara zionis tersebut ada pula institusi keuangan internasional yaitu International Monetary Fund (IMF) yang bergerak dalam bidang penyediaan pinjaman terhadap negara-negara yang yang sedang menghadapi masalah keseimbangan neraca keuangan .

15 Januari 1998 Presiden Suharto menandatangani Letter of Intent (LoI) IMF agar mendapat bantuan pinjaman dana demi mencari jalan  untuk menyelamatkan Indonesia dari kehancuran ekonomi, keterpaksaan itu dilakukan karena tidak ada pilihan lain atau membiarkan Indonesia menuju liang kehancuran.

IMF dengan paket bantuan 23 miliar dolar pada saat itu digadang menjadi penyumbang bantuan dana yang mampu menumbuhkan perekonomian Indonesia . Namun siapa sangka justru sebaliknya.

Chenny Seftarita pengamat ekonomi moneter, menceritkan pada awalnya IMF dipercaya menjadi penyumbang pinjaman dana ke Indonesia karena IMF pernah sukses berkiprah di Meksiko, yang saat itu IMF menetapkan bungan yang sangat tinggi agar masyarakat Indonesia tergiur untuk  menyimpan dana ke perbankan yang akhirnya dana di perbankan tersedia lebih untuk di pinjamkan yang asumsinya meningkatkan investasi lalu pertumbuhan ekonomi tercapai . 

Namun masyarakat di Indonesia pada tahun 1998 tidak memiliki rasa kepercayaan lagi terhadap perbankan akibat kondisi politik yang saat itu tengah dilanda dilema korupsi maupun KKN yang dilakukan kepemerintahan Presiden Suharto.

Pada akhirnya kondisi perbankan menjadi tidak sehat yang saat itu sebanyak 16 bank umum ditutup. Dampaknya karena asumsi investasi yang tinggi namun faktanya tidak, pemerintah saat itu tidak mampu melunasi hutang luar negerinya. Dilansir wikipedia.org, saat itu Rupiah dan Bursa Saham Jakarta saat itu menyentuh titik terendah pada bulan September. 

Akibatnya Perusahaan yang meminjam dana dalam bentuk dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu: menjual rupiah, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.

Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara ini. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia, tapi ini tidak cukup. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden. mulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak.

Jatuhnya nilai rupiah tersebut berakibat krisis pada pertengahan tahun 1997 yang berujung pada  inflasi tahun 1998 yang menyentuh angka mencapai 77,63%. Diperkirakan saat itu sebanyak 16.000 hingga 19.000 orang yang kehilangan pekerjaan. Namun, data dari sektor properti menyebutkan bahwa  setidaknya 40.000 orang telah dirumahkan karena tidak ada proyek.

Gambaran tersebut mengartikan kesejahteraan masyarakat Indonesia saat itu mengalami kehancuran.

Perlu diketahui pimpinan pertama IMF Camille Gutt, seorang Yahudi. Begitu pula dengan pimpinan IMF sekarang (2010), Dominique Strauss-Kahn. ( Sumber: Syariaislam.net).

Terbukti bahwa zionis Israel bangsa Yahudi merupakan dalang dari carut-marutnya perekonomian pada masa krisis moneter yang pernah melanda Indonesia.


Penulis : Tajul Ula

0 comments:

Post a Comment