Ilustrasi: Ekonomi Indonesia |
Banda Aceh, Edev- Awal pemerintahan
Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemegang nahkoda kepimimpinan Republik
Indonesia, perekonomian Indonesia dihadapi berbagai ketidakpastian, hal ini
menyebabkan ketidakyakinan masyarakat terhadap target pertumbuhan ekonomi yang
digodok pemerintah tahun ini sebesar 5,7 persen. Permasalahan ekonomi yang
paling banyak dibicarakan pada awal tahun 2015 hingga saat ini adalah jatuhnya
nilai tukar secara terus menerus dan sempat menyentuh angka lebih Rp 13.000
per-USD. Anjloknya nilai tukar rupiah tersebut lebih disebabkan oleh berbagai
faktor eksternal dimana ketidakpastian ekonomi global diantaranya, pelambatan
perekonomi beberapa negara seperti AS, Jepang, China dan Eropa.
Anjloknya nilai
tukar rupiah hingga Rp 13.000 ini menurut Ekonom
Indef Eko Listiyanto (sindonews.com, 4/3) dengan pertumbuhan ekonomi yang
dipatok pemerintah sebesar 5,7% akan sulit terealisasi apabila rupiah masih
berada dikisaran Rp12.900-Rp13.000 per USD. Menurutnya, untuk mencapai target tersebut pemerintah
harus berusaha agar rupiah bisa kembali ke level Rp12.500 per USD. Dia
mengasumsikan, apabila iklim Indonesia bisa membaik serta suku bunga lebih
kompetitif maka ke depan pertumbuhan ekonomi dapat segera membaik. Namun, masih
terdapat persoalan baru di mana pada kuartal III atau IV akan ada pembayaran
bunga utang luar negeri yang bisa kembali menekan rupiah. Jika
rupiah tidak bisa menguat artinya jika Indonesia ingin impor akan membutuhkan
harga yang lebih mahal atau tinggi. Sehingga dapat menekan pertumbuhan. Jadi
5,1%, menutur Eko, angka pertumbuhan sebesar itu sudah realistis dan memasukan
beberapa variabel
Selain itu, lima
kali perubahan harga BBM yang sudah dilakukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terhitung
sejak Oktober 2014 sampai Maret 2015 juga menjadi perbincangan. Dilansir merdeka.com alasan
pemerintahan kali ini menaik-turunkan harga BBM adalah untuk memperbaiki
pengelolaan anggaran yang lebih sehat, karena selama ini banyak anggaran yang
dihabiskan hanya untuk konsumsi, alasan lainnya adalah kebijakan ini merespon
harga minyak dunia yang bergerak fluktuatif. Ini mengartikan bahwa harga BBM
dalam negeri dilepas mengikuti perubahan harga minyak dunia dan pemerintahan
menghapus subsidi untuk menghemat anggaran yang dapat digunakan untuk hal lain
yang lebih menguntungkan seperti pembangunan infrastruktur yang memadai
sehingga dapat meningkatkan investasi dengan mengundang investor asing, hal ini
dianggab tentu akan memperluas lapangan kerja.
Menimbang Untung dan Rugi
Naik maupun turunnya nilai tukar secara teori memang bisa menjadi keuntungan maupun sebaliknya bagi Indonesia, namun untung dan rugi tersebut harus dilperhatikan secara seksama berapa besar perbandingannya dengan pertumbuhan ekonomi. Rendahnya nilai mata uang rupiah saat ini menjadi kendala yang serius bagi Indonesia, hal ini dikarenakan ketergantungan impor yang masih sangat besar serta ekspor yang beberapa tahun terakhir secara umum mengalami penurunan, hal ini dikarenakan ekspor Indonesia yang masih bergantung pada ekspor barang komoditi (mentah).
Beberapa tahun
terakhir harga-harga barang komoditi di pasar dunia jatuh sehingga menyebabkan
penurunan ekspor yang sangat signifikan, contohnya kita bisa mengingat
krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 yang salah satunya disebabkan
harga komoditas dunia yang anjlok sehingga neraca perdagangan Indonesia
mengalami defisit yang cukup lebar, hal ini tentu menjadi permasalahan yang
harus segera terselesaikan karena ketergantungan pada barang komoditi akan
membuat Indonesia sangat tergantung pada volatilitas harga komoditas di pasar
internasional.
Dalam hal ini
tentu pemerintah harus belajar dari segudang pengalaman negeri ini yang sudah
beberapa kali jatuh kedalam krisis ekonomi. Kebijakan yang tentu harus
pemerintah lakukan untuk meningkatkan daya saing ekspor adalah dengan
meningkatkan value added dari barang-barang ekspor dengan
lebih banyak mengekspor barang-barang manufaktur yang bernilai lebih tinggi.
Semakin meningkatnya daya saing ekspor, tentu akan berimbas pada pendapatan
negara yang lebih banyak sehingga nilai tukar Rupiah menjadi lebih kompetitif
di pasar valuta asing, sehingga eksistensi nilai tukar Rupiah menggambarkan
perekonomian Indonesia.
Sementara dari naik-turunnya harga BBM yang sudah
berkali-kali terjadi di era Jokowi-JK ada beberapa hal positif dan negatif yang
bisa kita rasakan saat ini. Positifnya adalah banyaknya anggaran yang disubsidi
untuk BBM dapat diplotkan kepada hal-hal lain yang lebih produktif, sehingga
ekonomi dapat tumbuh dengan baik, selain itu ketergantungan yang tinggi yang dihadapi
masyarakat terhadap BBM perlahan akan terhapus yang juga mendorong adanya
inovasi-inovasi baru yang bisa menggantikan BBM. Negatifnya dari naik-turunnya
BBM adalah masyarakat menghadapi
ketidakpastian terhadap fluktuasi harga BBM serta masyarakat tidak
siap dalam menghadapi perubahan harga beragam komoditas pokok, hal ini dikarenakan komunikasi yang belum
terlaksana dengan baik oleh pemerintah kepada publik terkait kenaikan BBM
dan lemahnya manajemen pengelolaan harga BBM.
Selain itu fluktuasi harga
BBM yang tidak menentu seperti beberapa bula terakhir ini telah cukup
banyak membawa dampak bawaan seperti biaya transportasi, komoditas pangan dan
logistik yang kembali merangkak naik. Namun lacurnya, sampai sekarang,
pemerintah belum memiliki manajemen pengaturan harga barang dan tata niaga yang
sesuai dengan fluktuasi harga BBM, akibatnya harga barang tersebut hanya akan
merespons ketika harga BBM naik.
Positif dan negatif
dari fluktuasi BBM yang sudah kita rasakan hingga saat ini, terasa banyak yang
lebih besar adalah sisi negatifnya. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan
khusus dari Pemerintah dalam mengontrol harga akibat pengaruh kenaikan harga
BBM serta jika perlu terapkan saja kebijakan subsidi kembali dengan angka yang
dianggab optimal, jangan diturun-naikkan, hal ini untuk membiasakan masyarakat
terbiasa dengan kondisi harga BBM yang sudah ada dan rasa keridakpastian
hilang, dengan tidak begitu tingginya subsidi BBM, pemerintah juga masih bisa
mengalokasikan dana untuk hal yang lebih produktif untuk menumbuhkan
perekonomian Indonesia.
Penulis: Tajul Ula
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTulisan yang sangat bagus.. semoga kedepannya lebih banyak teman2 ekp yg menyumbangkan tulisannya, terutama masalah perekonomian di daerah masing2, sehingga dapat menambah pengetahuann kita bersama. semangat dan sukses terus buat EKP tercinta...
ReplyDeleteKami adalah perusahaan yang terdaftar, meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan mendesak, dan mereka yang telah ditolak kredit dari sana bank karena skor rendah kredit, pinjaman bisnis, pinjaman Pendidikan, mobil pinjaman, kredit rumah, kredit perusahaan (dll), atau untuk membayar utang buruk atau tagihan, atau yang telah scammed oleh pemberi pinjaman sebelum uang palsu? Selamat, Anda berada di tempat yang tepat, dapat diandalkan Pinjaman Perusahaan Ibu Kelly untuk memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat rendah dari 2% telah datang untuk mengakhiri semua masalah keuangan Anda sekali dan untuk semua, untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan hubungi kami melalui email perusahaan kami: kellywoodloanfirm@gmail.com
ReplyDeleteTerima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu kelly