Darussalam, Edev – “Resiko kredit perbankan di
Indonesia masih tinggi,” kata Chenny Seftarita, salah seorang pengamat ekonomi,
sekaligus pengajar di Fakultas Ekonomi, Unsyiah di perkuliah Bank dan Lembaga
Keuangan lainnya (BLKL), Jum’at, 14 Maret 2014.
Chenny
Seftarita, menjelakan secara teoritis suku bunga kredit berada diatas
tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), BI rate7,5 %. Sebesar
3% artinya suku bunga kredit bank 10,5 %, karena 2 % untuk
pembiayaan operasional bank dan 1 % merupakan biaya resiko.
Rata-rata
bank umum di Indonesia saat ini mematok bunga sebesar 12 hingga 14 % yang
berarti tingkat bunga ini berada diatas suku bunga BI sebesar 5 hingga 7%. “Hal
ini terjadi dikarenakan perbankan di Indonesia memiliki persepsi rentanan
resiko di Indonesia masih sangat tinggi,” tambah dia.
“Suku
bunga tinggi inilah yang menyebabkan persepsi masyarakat untuk
enggan meminjam dana dari perbankan untuk melakukan investasi. Makanya di
Indonesia ini perekonomiannya high cost. Sehingga, secara keseluruhan
jika investasi tidak tumbuh maka dampak yang lebih besarnya adalah pertumbuhan
ekonomi yang lamban bahkan menurun,” sambung Chenny Seftarita.[]
Penulis : Tajul Ula
Editor : Indri Maulina
0 comments:
Post a Comment